Review Film Toko Barang Mantan (2020), Kisah Romantisme yang Sepele
Pada potensi ini kami akan me-review film Indonesia terbaru tahun 2020, yakni Toko Barang Mantan. Film terbaru yang dibintangi Reza Rahardian dan disutradarai oleh Biba Westi ini berkisah wacana ihwal Tristan yang memiliki usaha Toko Barang Mantan.
Ia kemudian berjumpa dan jatuh cinta terhadap seorang perempuan berjulukan Laras, serta sering mendengar curhat dua temannya, Amel dan Rio.
Nah, bagi kamu yang penasaran dengan menyerupai apa keunggulan dan kekurangan film Toko Barang Mantan, simak deh ulasan kami di bawah ini!
Premis yang unik sayangnya tak senantiasa direalisasikan dengan baik. Hanya repetitif, menawarkan customer toko yang mencurahkan segala curhat dan jokes yang kadang tidak bisa menjamah penonton.
Pembawaan dramanya pun masih tergolong anggun, tetapi klise dan tipikal. Alurnya begitu ringan dan praktis ditebak. Gombal-gombalan Tristan terhadap Laras mungkin menggelitik, tetapi kadang juga menjemukan.
Untungnya, pembawaan Reza Rahadian dan Marsha Timothy bisa membawa drama ini cukup emosional, walaupun kadang tidak mampu menjamah beberapa hati penontonnya. Akhir film ini pun cukup menciptakan puas, walaupun terlalu bertele-tele.
Meskipun keduanya harus terjebak dalam keklisean romansa Indonesia, tetapi penampilan mereka tak pernah pudar.
Dea Panendra dan Iedil Putra sukses menjadi pengubah suasana yang baik, meskipun latar belakang dan perkembangan karakternya terlalu samar-samar.
Pembangunan tokoh mereka pun serasa monoton tanpa ada bumbu-bumbu kehidupan mereka yang makin ditonjolkan.
Untungnya, akting Dea Panendra begitu segar untuk disaksikan, walaupun tak imbang dengan Iedil Putra yang masih sedikit kaku.
Selebihnya, abjad penunjang ini bisa dikatakan cuma menjadi cameo, hanya menjadi pelanggan yang datang ke toko ini menenteng kesejukan dan kejenakaan akting mereka, walaupun tak menawan semuanya.
Hanya saja, kadang pace yang ada terlalu membosankan dan tak dinamis. Transisi antar adegan juga perlu diamati kembali, alasannya adalah cukup tidak enak untuk dilihat dan monoton.
Tata artistiknya dibentuk cukup berwarna dan eye-catching, menimbulkan gelaran ini sungguh gampang untuk dirasakan dari teknisnya.
Soundtrack dan scoring-nya begitu yummy untuk didengar untuk sebuah drama romansa ini. Apalagi mendengar bunyi Dea Panendra yang merdu dan menawan , makin meneduhkan hati.
Itulah sedikit ulasan sinopsis dan review film Toko Barang Mantan. Apakah kamu telah nonton film Toko Barang Mantan? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah ya!
Review Film Toko Barang Mantan |
Ia kemudian berjumpa dan jatuh cinta terhadap seorang perempuan berjulukan Laras, serta sering mendengar curhat dua temannya, Amel dan Rio.
Nah, bagi kamu yang penasaran dengan menyerupai apa keunggulan dan kekurangan film Toko Barang Mantan, simak deh ulasan kami di bawah ini!
Review Film Toko Barang Mantan
CERITA
Tanpa ancang-ancang, film ini eksklusif memulai ceritanya dari pertentangan Toko Barang Mantan ini. Cukup terburu-buru bahu-membahu, tanpa latar belakang yang terperinci meninggalkan banyak lubang pada mulanya.Premis yang unik sayangnya tak senantiasa direalisasikan dengan baik. Hanya repetitif, menawarkan customer toko yang mencurahkan segala curhat dan jokes yang kadang tidak bisa menjamah penonton.
Review dan Sinopsis Film Toko Barang Mantan |
Pembawaan dramanya pun masih tergolong anggun, tetapi klise dan tipikal. Alurnya begitu ringan dan praktis ditebak. Gombal-gombalan Tristan terhadap Laras mungkin menggelitik, tetapi kadang juga menjemukan.
Untungnya, pembawaan Reza Rahadian dan Marsha Timothy bisa membawa drama ini cukup emosional, walaupun kadang tidak mampu menjamah beberapa hati penontonnya. Akhir film ini pun cukup menciptakan puas, walaupun terlalu bertele-tele.
AKTING DAN PERFORMA
Tak dibantah lagi bahwa film ini memiliki pemeran hingga kameo yang sebetulnya menggembirakan. Reza Rahadian dan Marsha Timothy jelas mendapat porsi banyak dan apresiasi yang melimpah alasannya keduanya sukses mencampur-adukkan perasaan penonton.Meskipun keduanya harus terjebak dalam keklisean romansa Indonesia, tetapi penampilan mereka tak pernah pudar.
Baca juga: Review Film Green Book (2019)
Dea Panendra dan Iedil Putra sukses menjadi pengubah suasana yang baik, meskipun latar belakang dan perkembangan karakternya terlalu samar-samar.
Pembangunan tokoh mereka pun serasa monoton tanpa ada bumbu-bumbu kehidupan mereka yang makin ditonjolkan.
Untungnya, akting Dea Panendra begitu segar untuk disaksikan, walaupun tak imbang dengan Iedil Putra yang masih sedikit kaku.
Selebihnya, abjad penunjang ini bisa dikatakan cuma menjadi cameo, hanya menjadi pelanggan yang datang ke toko ini menenteng kesejukan dan kejenakaan akting mereka, walaupun tak menawan semuanya.
TEKNIS PENDUKUNG
Viva Westi terang punya rancangan penyutradaraan yang lebih apik dan akil balig cukup akal, tidak mirip film sebelumnya 'Koki-Koki Cilik 2' yang terasa anak-anak sekali. Sinematografi dari Yadi Sugandi memanglah mengesankan, menimbulkan Toko ini digemari dalam banyak golongan dan segi.Kelebihan dan Kekurangan Film Toko Barang Mantan |
Hanya saja, kadang pace yang ada terlalu membosankan dan tak dinamis. Transisi antar adegan juga perlu diamati kembali, alasannya adalah cukup tidak enak untuk dilihat dan monoton.
Tata artistiknya dibentuk cukup berwarna dan eye-catching, menimbulkan gelaran ini sungguh gampang untuk dirasakan dari teknisnya.
Soundtrack dan scoring-nya begitu yummy untuk didengar untuk sebuah drama romansa ini. Apalagi mendengar bunyi Dea Panendra yang merdu dan menawan , makin meneduhkan hati.
Itulah sedikit ulasan sinopsis dan review film Toko Barang Mantan. Apakah kamu telah nonton film Toko Barang Mantan? Bagikan review dan rating kamu di komen bawah ya!
Next > Review Film Bebas (2019)