Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Review Film Green Book (2019), Drama Komedi Tentang Rasisme

Simak review dan sinopsis film Green Book di bawah ini!

Green Book ialah salah satu film terbaik tahun 2019 yang berhasil memenangkan banyak penghargaan. Film garapan sutradara Peter Farrely ini mengisahkan ihwal Tony Lip (Mortensen), seorang penjaga dari lingkungan Italia-Amerika di Bronx.

 Simak review dan sinopsis film Green Book di bawah ini Review Film Green Book (2019), Drama Komedi Tentang Rasisme
Review Green Book

Tony Lip disewa untuk menjadi supir dari Dr. Don Shirley (Ali), pianis kulit hitam kelas dunia, dalam tur konser dari Manhattan ke Deep South, mereka mesti bergantung pada "Buku Hijau" untuk membimbing mereka ke beberapa tempat yang kondusif pada dikala itu bagi orang Afrika-Amerika.

Dihadapkan dengan rasisme, ancaman , serta kisah kemanusiaan dan humor yang tak terduga ,mereka terpaksa mengesampingkan perbedaan untuk bertahan hidup dan dalam perjalanan.

Nah, berikut merupakan pembahasan review film Green Book dalam bahasa Indonesia yang wajib kau simak!


Review Film Green Book 


Mengapa Green Book dan Bohemian Rhapsody menjadi 2 kandidat yang banyak dijagokan bisa merengkuh gelar Best Picture di Oscar meski keduanya sama-sama ‘memelintir’ sejarah untuk kepentingan hiburan?


Ya, siapa peduli dengan ketidakakuratan itu selama ceritanya berhasil menyentuh lubuk hati yang paling dalam.

Dua film ini sukses bikin penonton berempati dengan dua sosok utamanya, Freddie dan Shirley.

 Simak review dan sinopsis film Green Book di bawah ini Review Film Green Book (2019), Drama Komedi Tentang Rasisme
Review dan Sinopsis Film Green Book

Saya tersenyum, tertawa, terharu dan bahkan hampir menangis cuma alasannya interaksi Shirley dan Tony beserta diskriminasi yang mengekor di perjalanan mereka.

Cerita yang diangkat atau terinspirasi dari kisah kasatmata memang senantiasa memiliki nyawa. Apalagi Green Book memang tipikal film Oscar yang hobi melirik film-film rasial, khususnya informasi yang memeluk kaum ‘berwarna’.


Dua aksara khususnya telah mendatangkan perbedaan yang kontras. Tony si tukang menggerutu dan Shirley yang keras hati.

Di pembukaan mereka saling jual-beli ego masing-masing, kemudian sebuah perjalanan selama ± 60 hari sukses menyatukan mereka seperti saudara satu rahim. Mereka menyeimbangkan abjad satu sama lain mirip Yin-Yang.

Saya menggemari setiap detik selama film ini bergulir. Interaksi mereka dibangun perlahan dari yang sederhana sampai ke intim. Semakin sempurna dengan settingnya yang glamor , klasik dan mempesona.

Saya suka dikala mereka membuatkan KFC. Oh! Mungkin dimulai dari mencari nama pengganti, mengenalkan musik favorit, hingga mengajarkan bagaimana hidup yang bermoral.

Bahkan proses menulis, mengkoreksi dan mendikte surat mampu terasa cantik dan membuat sudut bibir terangkat! Keindahan yang hakiki.

Walau terinspirasi dari kisah aktual, tanpa penulisan yang elok pasti film ini bisa saja berantakan.

 Simak review dan sinopsis film Green Book di bawah ini Review Film Green Book (2019), Drama Komedi Tentang Rasisme
Review Film Green Book Bahasa Indonesia

Apalagi akting Ali hebat, dengan jari-jari yang dipaksa menekan piano selihai itu. Rahasia-diam-diam yang tersirat juga senantiasa berhasil membuat saya bengong dan menghardik layar. Sangat menyentuh, hangat dan menyenangkan! Jangan sampai melupakan menonton film Green Book yang tayang di kotamu!


Demikian pembahasan sinopsis dan review film Green Book dalam bahasa Indonesia. Apakah kau telah menonton film Green Book? Berikan review dan rating kau di kolom komentar!